![]() |
Bunda Maria |
Kata Katolik berasal dari bahasa Yunani, yang berarti “untuk
umum”. Kalimat ini terbagi dalam dua suku kata yaitu: “Cathos’ yang berarti
‘untuk’ dan “Lichus” yang berarti umum’. Cathoslichus berarti untuk umum atau
universal. Kata ini untuk pertama kalinya ditemukan dalam tulisan Ignatius dari
Antiokia (Antkhiocia) yaitu surat yang dikirim kepda jemaat-jemaatnya di
Smirna. Agama katolik untuk pertama kalinya masuk ke indonesia pada bagian
pertama abad ketujuh di sumatra utara.fakta ini ditegaskan pertama kali oleh
(Alm) Profesor Dr.Sucipto Wirjosuprapto.
1. SEJARAH AWAL MULA AGAMA KATOLIK
Pada tahun 1498
berlayarlah 4 buah kapal di bawah pimpinan Vasco da Gama. Kapal-kapal itu
berhasil mencapai kota kalikut di India.
Dalam waktu yang
relatif pendek armanda-armanda dagang Protugis mampu menguasai bandar strategis
di Asia dan Nunsantara a.l Bandar Goa (1510), Malaka (1511) walaupun harus
menghadapi perlawanan penguasa setempat.
Tahun-tahun berikutnya
Sultan Ternate dan Tidore mengadakan transaksi jual-beli bahan baku dan rempah
kepada protugis dan mengizinkan Protugis mendirikan gudang-gudang di wilayah
kesultanan mereka. Perlu dicatat bahwa antara sultan Ternate dan Sultan Tidore
ada permusuhan. Melihat sultan Ternate memberikan monopoli terlalu luas kepada
Protugis maka sultan Tidore (antra 1512-1545) mulai bersekutu dengan
orang-orang Spanyol yang datang melalui samudra Pasifik.
Untuk melindungi
Ternate, Ambon dan lebih-lebih untuk kepentingan dagangnya, Protugis terpaksa
harus mendirikan benteng pertahanan di tahun 1512 dan di beri nama”sao paulo”.
Dari sejarah
perkembangan dunia perdagangan bangsa Protugis, kiranya tidak terlepas dari
perkembangan atau mulai berdirinya Gereja katolik di Indonesia. Karena di
samping berdagang yang menjadi tujuan utamanya orang Protugis yang beragama
katolik memperkenalkan Agama yang dianut dan diimaninya kepada masyarakat
penduduk daerah setempat, dimana mereka bedagang.
Berkat tingkah laku,
perbuatan kebajikan dan suri tauladan para pedagan, maka tertariklah hati
penduduk setempat dan mulai menunjukan minat dan hasrat untuk menjadi katolik.
Berita-berita dari daerah rempah-rempah itu betul-betul mengugah dan menarik
perhatian banyak Ordo dan kongregasi biarawan-biarawan di Eropa. Ordo-ordo dan
kongregasian-kongregasian mulai mempersiapkan pengiriman tenaga keindonesia.
Missionaris pertama yang
menginjak kaki di bumi Indonesia di pantai barat Sumatra Barat ialah Santo
fransikus Xaverius dari Ordo Jezuit. Bersama dia ikut pula beberapa missionaris
lain, yang menurut schedule perjalan akan melanjutkan perjalanan kemogolia dan
tiongkok.
Tujuan perjalan santo
fransikus Xaverius semula ke indonesia ialah ke Makasar atas penjelasan dan
permintaan 3 pemuda Makasar yang datang ke india, bahwa orang Makasar
membutuhkan sangat kedatangan pastor. Dengan dalil permintaan ini Santo
Fransikus Xaverius betolak ke Indonesia menuju makasar.
Namun di kota malaka ia
mendapat laporan mengenai situasi keadaan kacau di makasar, hingga tujuan ke
Makasar dibatalkan dan meneruskan perjalanan ke Ambon, Maluku. Di kota Ambon,
tetapi berjalan keliling dan berlayar menyusur pantai.
Sebenarnya Agama Katolik
masuk di daerah kepulauan Maluku sejak tahun 1512 sekitar pulau Ambon di
Leitimor, Ulias,buru dan seram. Penyebaran luasannya ditunjukan kepada penduduk
yang masih berkepercayaan pada agama nenek moyang, animisme, dilakukan
mula-mula oleh pedagang-pedagang protugis, dibina dan dilanjutkan mula-mula oleh
pedagang-pedagang protugis, dibina dan di lanjutkan kemudian oleh pastor
armanda dagang,yang berfungsi memelihara dan merawat kehidupan rohani pedagang
Protugis yang beragama katolik.
Setelah kurang lebih 6
(enam) bulan berada di kota Ambon dan sekitarnya,maka pada pertengahan tahun
1546 sekitar bulan juli santo Fransiskus Xaverius meninggalkan kota Ambon dan
berlayar menuju Ternate. Di Ternate ia diterima dan menjadi tamu terhormat
Sultan Hairun. Karena kesucian, kesolehan dan keramah-tamahan serta pula tauladan
kebijakan Santo Fransiskus Xaverius, maka beberapa keluarga keturunan sultan
Harun dan bangsawan-bangsawan lain di ternate minta dipermandikan (dibaptiskan)
menjadi katolik.
Setelah berada dan
berkarya merawat kabargembira injil di kota ternate dan sekitarnya, maka pada
bulan Agustus dan september 1546 ia meninggalkan kota Ternate dan berlayar
meneruskan perjalanan menuju pulau Halmahendra, Tidore, Bacan dan Morotai.
Di daerah-daerah ini
sudah ada kampung katolik dan jumlahnya pun cukup banyak, diatas 5000 (lima
ribuan). Di tiap-tiap pulau dan daerah santo fransiskus Xaverius selain bekerja
merawatkan kabar gembira injil, ia berkesempatan pula membuka pendikan bagi
anak-anak pribumi dan anak-anak protugis, kursus-kursus kader bagi calon-calon
guru agama dan ketegisan sebagai pembatu pastor dalam perawatan kabar gembira
injil.
Terhadap peminat-peminat
(calon-calon) yang ingin menjadi pastor dikirimnya ke Malaka dan Goa untuk
didik menjadi pastor di college Jezuit.
Selama bekerja
mewartakan kabar gembira Injil di kepulauan Maluku dari tahun 1545,1546 sampai
dengan tahun 1547 Santo Fransiskus Xaverus banyak mendapat tantangan dan
kesulitan karena keadaan/keganasan alam, juga karena sikap raja-raja,
kepala-kepala adat/suku yang menentang orang protugis, di samping karena
pertentangan intern dalam pembesar-pembesar Protugis sediri.
Sekalipun banyak
mendapatkan tantangan dan rintangan, namun ia sangat dicintai oleh penduduk
pribumi dan pendatang, bangsawan dan raja-raja setempat, pembesar dan pedagang
protugis, yang katolik dan non katolik, karena berkat kesalehan,
keramahan-tamahan dan jiwa suku menolong dan menghibur bagi yang berduka dan
berkekurangan.
Ia betul-betul populer
dan sangat memikat hati penduduk tekun bekerja mengabdikan diri selama berada
di kepulauan Maluku dari tahun 1546-1547 hingga kembali ke Goa (India), pusat
missi katolik Asia waktu itu. Ia meninggal dunia pada tanggal 3 desember 1552
di pulau Sancian (di laut cina) ditengah-tengah kesibukan menjalankan tugas
kerasulan dalam perawatan injil Chistus.
SAKRAMEN
Kata sakramen berasal
dari bahasa latin sacramentum, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan yang kudus
atau ilahi.sakremen juga berati tanda,lambang atau simbol keselamatan Allah
yang diberikan kepada manusia.Sakramen biasanya diungkapkan dengan kata-kata
dan tindakan. Maka sakramen dalam Gereja Katolik mengandung 2 (dua) unsur
hakiki yaitu:
1.
Forma artinya kata-kata yang menjelaskan peristiwa
ilahi.
2.
Materia artinya atau tindakan tertentu yang kelihatan.
b) Fungsi/makna Sakramen
1.
Mengungkapkan karya
tuhan yang menyelamatkan
2.
Meningkatkan dan
menjamin mutu hidup sebagai orang kristiani.
c) Jenis-jenis sakremen,yaitu:
1. Sakremen baptis
2. Sakremen ekaristi
3. Sakremen tobat
4. Sakremen krisma
5. Sakremen perkwinan
6. Sakremen perminyakan susi
7. Sakremen Imamat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar