Senin, 22 Agustus 2016

Pendidikan Agama Katolik


Bunda Maria
Kata Katolik berasal dari bahasa Yunani, yang berarti “untuk umum”. Kalimat ini terbagi dalam dua suku kata yaitu: “Cathos’ yang berarti ‘untuk’ dan “Lichus” yang berarti umum’. Cathoslichus berarti untuk umum atau universal. Kata ini untuk pertama kalinya ditemukan dalam tulisan Ignatius dari Antiokia (Antkhiocia) yaitu surat yang dikirim kepda jemaat-jemaatnya di Smirna. Agama katolik untuk pertama kalinya masuk ke indonesia pada bagian pertama abad ketujuh di sumatra utara.fakta ini ditegaskan pertama kali oleh (Alm) Profesor Dr.Sucipto Wirjosuprapto.

     1.      SEJARAH AWAL MULA AGAMA KATOLIK

Pada tahun 1498 berlayarlah 4 buah kapal di bawah pimpinan Vasco da Gama. Kapal-kapal itu berhasil mencapai kota kalikut di India.
Dalam  waktu yang relatif pendek armanda-armanda dagang Protugis mampu menguasai bandar strategis di Asia dan Nunsantara a.l Bandar Goa (1510), Malaka (1511) walaupun harus menghadapi perlawanan penguasa setempat.
Tahun-tahun berikutnya Sultan Ternate dan Tidore mengadakan transaksi jual-beli bahan baku dan rempah kepada protugis dan mengizinkan Protugis mendirikan gudang-gudang di wilayah kesultanan mereka. Perlu dicatat bahwa antara sultan Ternate dan Sultan Tidore ada permusuhan. Melihat sultan Ternate memberikan monopoli terlalu luas kepada Protugis maka sultan Tidore (antra 1512-1545) mulai bersekutu dengan orang-orang Spanyol yang datang melalui samudra Pasifik.
Untuk melindungi Ternate, Ambon dan lebih-lebih untuk kepentingan dagangnya, Protugis terpaksa harus mendirikan benteng pertahanan di tahun 1512 dan di beri nama”sao paulo”.
Dari sejarah perkembangan dunia perdagangan bangsa Protugis, kiranya tidak terlepas dari perkembangan atau mulai berdirinya Gereja katolik di Indonesia. Karena di samping berdagang yang menjadi tujuan utamanya orang Protugis yang beragama katolik memperkenalkan Agama yang dianut dan diimaninya kepada masyarakat penduduk daerah setempat, dimana mereka bedagang.
Berkat tingkah laku, perbuatan kebajikan dan suri tauladan para pedagan, maka tertariklah hati penduduk setempat dan mulai menunjukan minat dan hasrat untuk menjadi katolik. Berita-berita dari daerah rempah-rempah itu betul-betul mengugah dan menarik perhatian banyak Ordo dan kongregasi biarawan-biarawan di Eropa. Ordo-ordo dan kongregasian-kongregasian mulai mempersiapkan pengiriman tenaga keindonesia.
Missionaris pertama yang menginjak kaki di bumi Indonesia di pantai barat Sumatra Barat ialah Santo fransikus Xaverius dari Ordo Jezuit. Bersama dia ikut pula beberapa missionaris lain, yang menurut schedule perjalan akan melanjutkan perjalanan kemogolia dan tiongkok.
Tujuan perjalan santo fransikus Xaverius semula ke indonesia ialah ke Makasar atas penjelasan dan permintaan 3 pemuda Makasar yang datang ke india, bahwa orang Makasar membutuhkan sangat kedatangan pastor. Dengan dalil permintaan ini Santo Fransikus Xaverius betolak ke Indonesia menuju makasar.
Namun di kota malaka ia mendapat laporan mengenai situasi keadaan kacau di makasar, hingga tujuan ke Makasar dibatalkan dan meneruskan perjalanan ke Ambon, Maluku. Di kota Ambon, tetapi berjalan keliling dan berlayar menyusur pantai.
Sebenarnya Agama Katolik masuk di daerah kepulauan Maluku sejak tahun 1512 sekitar pulau Ambon di Leitimor, Ulias,buru dan seram. Penyebaran luasannya ditunjukan kepada penduduk yang masih berkepercayaan pada agama nenek moyang, animisme, dilakukan mula-mula oleh pedagang-pedagang protugis, dibina dan dilanjutkan mula-mula oleh pedagang-pedagang protugis, dibina dan di lanjutkan kemudian oleh pastor armanda dagang,yang berfungsi memelihara dan merawat kehidupan rohani pedagang Protugis yang beragama katolik.
Setelah kurang lebih 6 (enam) bulan berada di kota Ambon dan sekitarnya,maka pada pertengahan tahun 1546 sekitar bulan juli santo Fransiskus Xaverius meninggalkan kota Ambon dan berlayar menuju Ternate. Di Ternate ia diterima dan menjadi tamu terhormat Sultan Hairun. Karena kesucian, kesolehan dan keramah-tamahan serta pula tauladan kebijakan Santo Fransiskus Xaverius, maka beberapa keluarga keturunan sultan Harun dan bangsawan-bangsawan lain di ternate minta dipermandikan (dibaptiskan) menjadi katolik.
Setelah berada dan berkarya merawat kabargembira injil di kota ternate dan sekitarnya, maka pada bulan Agustus dan september 1546 ia meninggalkan kota Ternate dan berlayar meneruskan perjalanan menuju pulau Halmahendra, Tidore, Bacan dan Morotai.
Di daerah-daerah ini sudah ada kampung katolik dan jumlahnya pun cukup banyak, diatas 5000 (lima ribuan). Di tiap-tiap pulau dan daerah santo fransiskus Xaverius selain bekerja merawatkan kabar gembira injil, ia berkesempatan pula membuka pendikan bagi anak-anak pribumi dan anak-anak protugis, kursus-kursus kader bagi calon-calon guru agama dan ketegisan sebagai pembatu pastor dalam perawatan kabar gembira injil.
Terhadap peminat-peminat (calon-calon) yang ingin menjadi pastor dikirimnya ke Malaka dan Goa untuk didik menjadi pastor di college Jezuit.
Selama bekerja mewartakan kabar gembira Injil di kepulauan Maluku dari tahun 1545,1546 sampai dengan tahun 1547 Santo Fransiskus Xaverus banyak mendapat tantangan dan kesulitan karena keadaan/keganasan alam, juga karena sikap raja-raja, kepala-kepala adat/suku yang menentang orang protugis, di samping karena pertentangan intern dalam pembesar-pembesar Protugis sediri.
Sekalipun banyak mendapatkan tantangan dan rintangan, namun ia sangat dicintai oleh penduduk pribumi dan pendatang, bangsawan dan raja-raja setempat, pembesar dan pedagang protugis, yang katolik dan non katolik, karena berkat kesalehan, keramahan-tamahan dan jiwa suku menolong dan menghibur bagi yang berduka dan berkekurangan.
Ia betul-betul populer dan sangat memikat hati penduduk tekun bekerja mengabdikan diri selama berada di kepulauan Maluku dari tahun 1546-1547 hingga kembali ke Goa (India), pusat missi katolik Asia waktu itu. Ia meninggal dunia pada tanggal 3 desember 1552 di pulau Sancian (di laut cina) ditengah-tengah kesibukan menjalankan tugas kerasulan dalam perawatan injil Chistus.
SAKRAMEN
Kata sakramen berasal dari bahasa latin sacramentum, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan yang kudus atau ilahi.sakremen juga berati tanda,lambang atau simbol keselamatan Allah yang diberikan kepada manusia.Sakramen biasanya diungkapkan dengan kata-kata dan tindakan. Maka sakramen dalam Gereja Katolik mengandung 2 (dua) unsur hakiki yaitu:
1.       Forma artinya kata-kata yang menjelaskan peristiwa ilahi.
2.       Materia artinya atau tindakan tertentu yang kelihatan.

b)   Fungsi/makna Sakramen
1.       Mengungkapkan karya tuhan yang menyelamatkan
2.       Meningkatkan dan menjamin mutu hidup sebagai orang kristiani.

c)   Jenis-jenis sakremen,yaitu:
1.     Sakremen baptis
2.     Sakremen ekaristi
3.      Sakremen tobat
4.     Sakremen krisma
5.     Sakremen perkwinan
6.     Sakremen perminyakan susi
7.     Sakremen Imamat.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar